Para sindikat pornografi begitu gencar melancarkan aksinya melalui beragam media yang sering disentuh anak-anak kita. Sasaran tembak mereka memang anak-anak yang belum baligh. Dalam sebuah catatan seminar parenting dengan pembicara Ibu Elly Risman, M.Psi (Yayasan Buah Hati), dikatakan bahwa jika anak-anak ini sudah mengalami 33-36 ejakulasi, mereka akan menjadi pecandu pornografi. Merekalah pasar masa depan bagi industri pornografi: film, majalah, musik, jaringan TV kabel, pembuat dan pemasar video games. Na’udzubillahi min dzalik.
Ayah Edy dalam bukunya Membangun Indonesia yang Kuat dari Keluarga, mencatat beberapa hal-hal penting seminar parenting ini. Salah satunya adalah kiat-kiat bagi orangtua untuk menangkal pengaruh negatif bagi anak yang datang dari berbagai media. Berikut ulasannya;
- Komik Komik memang bergambar kartun, tapi soal cerita, ada komik-komik tertentu yang tidak kalah ‘seram’ dari novel porno. Bahkan lebih mengerikan karena didukung gambar. Banyak komik yang ujung ceritanya adalah seks bebas meski sampul depan sama sekali tidak menunjukkan bahwa itu komik porno. Salah satu komik yang masuk dalam kategori ‘bahaya’ adalah NAR***.
- Cek bacaan anak.
- Baca dulu sebelum membeli.
- Secara berkala, periksa meja belajar/lemari/kolong tempat tidur anak. Ingat, jangan sampai ketahuan anak!
- Kenalkan anak pada berbagai jenis bacaan.
- Diskusikan bacaan dengan anak.
- Games Games pada abad ke-21 menampilkan gambar lebih realistis, pemai bisa memilih karakter apa saja yang tak ada di dunia nyata. Games juga menuntut keterampilan dan kecekatan yang lebih kompleks sehingga dapat memberikan tingkat kepuasan dan kecanduan yang lebih besar. Ada games action yang berisi tembak-tembakan, tapi ternyata jika berhasil menyelesaikan level akhir, bonusnya adalah melakukan hubungan seks dengan PSK. Adegan seks ini diperlihatkan secara vulgar, seolah-olah anak kita sebagai pemainnya sedang berhubungan seks dengan perempuan itu. Ada pula games yang yang inti permainannya adalah ‘bagaimana memperkosa yang paling asyik!’. Mereka dapat memilih model perempuan bagaimana –tanpa busana- lalu tinggal pilih bagian tubuh mana yang mau di pegang pertama kali. Cursor berbentuk tangan dapat digerak-gerakkan oleh anak kita.
- Perhatikan letak komputer/media video games di rumah.
- Buat kesepakatan dengan anak tentang:
- Berapa kali dalam waktu seminggu boleh bermain games.
- Kapan waktu yang tepat untuk main.
- Games apa yang boleh dimainkan.
- Sanksi apa yang diberlakukan jika melanggar.
- Dampingi anak dalam membeli games dan cek selalu rating games dalam kemasan games.
- TV Program TV yang masih layak tonton dapat dihitung dengan jari, selebihnya berisi program pembodohan, hantu, kekerasan, dan pornografi. Jangan anggap enteng sinetron-sinetron dan drama Korea/Jepang. Lama-lama anak bisa terbiasa dengan kekerasan atau seks bebas.
- Atur jam menonton TV
- Ø No TV di bawah umur 2 tahun.
- Ø Anak 5-7 tahun paling lama menonton TV: 2jam/hari.
- Kenalkan dan diskusikan tentang program TV yang baik dan buruk.
- Internet Situs porno bertebaran di dunia maya dan dengan begitu mudah dapat diakses oleh anak-anak kita, jangan salah pembuatnya terkadang anak-anak juga! Bahkan untuk mendapatkan uang, mereka menjual video seks mereka sendiri!
- Perhatikan letak komputer. Jangan pasang komputer menghadap dinding.
- Lakukan filterisasi terhadap situs porno (pasang alat pemblokir situs porno).
- Buat kesepakatan tentang waktu bermain internet.
- Secara berkala, cek situs apa saja yang telah dibuka anak di komputer.
- Ponsel
- Orangtua perlu memahami pengoperasian ponsel yang mereka berikan kepada anak mereka.
- Pilihkan ponsel sesuai dengan kebutuhan anak.
- Tanamkan adab-adab yang baik sehingga anak mengerti tanggung jawab pemakaian ponsel mereka.
- Secara berkala, periksa ponsel anak kita.
Diluar kiat-kiat teknis diatas ada dua hal yang juga perlu menjadi perhatian orangtua, yakni memperbaiki pola pengasuhan agar tercipta hubungan yang hangat dan terbuka dengan anak juga senantiasa menghadirkan Allah dalam diri anak-anak. Tentu kiat terakhir sulit tercapai tanpa keteladanan orangtua dan atmosfer rumah yang senantiasa berusaha komitmen terhadap syariat Allah. Semoga Allah memudahkan kita dan menjaga diri kita dan anak keturunan kita, aamiin.
(esqiel/muslimahzone.com)
sumber: http://muslimahzone.com/
No comments:
Post a Comment